Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Sejarah dan Makna Kintsugi, Seni Memperbaiki Keramik Pecah, Filosofi Yang Cocok Untuk Berdamai Dengan Kegagalan dan Kehancuran Untuk Bangkit Kembali

Kintsugi
Sejarah dan Makna Kintsugi, Seni Memperbaiki Keramik Pecah, Filosofi yang 
Cocok Untuk Berdamai Dengan Kegagalan dan Kehancuran Untuk Bangkit Kembali

instagram.com/spread_love60
instagram.com/spread_love60
Kintsugi merupakan seni menyatukan tembikar (keramik) yang pecah dengan menggunakan emas sebagai perekatnya. Jika dipahami dari bahasa, Kintsugi berasal dari dua kata bahasa Jepang yaitu, "Kin" yang berarti emas, dan "tsugi" yang berarti bengkel tukang kayu, maka secara harfiah Kintsugi dapat memiliki arti sebagai "sesuatu yang direkatkan dengan emas", dalam hal ini yang dimaksud adalah tembikar. 

Kesenian yang berasal dari Jepang ini memang terdengar sedikit tidak biasa, karena pada umumnya karya seni berlomba-lomba diciptakan seindah dan sesempurna mungkin, bukannya dari kumpulan bongkahan seperti yang dilakukan seni Kintsugi. Namun terdapat rahasia filosofis dari seni yang cukup aneh ini. Kintsugi diketahui berasal dari periode Muromachi pada masa shogun Jepang Ashikaga Yoshimitsu. 

Bermula dari suatu hari seorang bangsawan Jepang mengadakan makan malam untuk seorang filsuf. Ia menunjukkan tembikar (cangkir) teh yang cantik itu kehadapan sang filsuf, dengan harapan filsuf tersebut akan terkesan dan memujinya, namun ternyata filsuf tersebut hanya diam saja.

Setelah filsuf tersebut pergi, bangsawan itu menghancurkan tembikar itu karena kecewa. Orang-orang bangsawan itu pun mengumpulkan kepingan tembikar yang pecah itu dan kemudian memperbaikinya dengan cara merekat dan menyambungkan pecahannya satu per satu dengan pernis emas. Bekas sambungan pecahan yang terbuat dari emas itupun ternyata menciptakan pola yang tidak biasa. Kemudian, ketika filsuf itu kembali dan melihat hasilnya, ia sangat terkesan dan berkata, "Sekarang ini baru terlihat luar biasa."

instagram.com/alirezashiri
Dari Kintsugi ini kita dapat memahami jika, umumnya manusia sangat ingin terlihat sempurna, banyak hal yang kita upayakan dan kita hindari agar tetap terlihat sempurna dan tidak buruk dipandangan orang lain. Namun tidak jarang kita menghadapi kenyataan bahwa hidup membawa kita kepada arah yang berlawanan dari yang inginkan, sehingga kita merasa hancur dan tidak berdaya.

Padahal seperti yang terdapat pada Kintsugi, kita seharusnya dapat lebih tenang melalui hidup ketika melalui kegagalan dan kehancuran, karena kegagalan dan kehancuran masih bisa diperbaiki dan direkatkan kembali seperti tembikar(cangkir) yang pecah, meski tidak sempurna tetapi memberikan warna dan corak baru yang membuat kita terlihat lebih baik, indah, dan berbeda dengan yang lain.

Maka sejatinya seni Kintsugi ini memiliki filosfi yang mendalam yaitu, hal-hal yang telah rusak dapat menjadi lebih indah daripada sesuatu yang pernah tergores sama sekali.

Post a Comment

0 Comments